Di India selatan, sebuah kota sedang dibangun oleh para sukarelawan. Para sukarelawan dari seluruh dunia datang ke sini untuk membangun sebuah model kota untuk masa depan. Saat ini, sekitar 3300 sukarelawan dari 61 negara yang berbeda bekerja untuk membangun kota ini.
Auroville mewakili visi perintis evolusi umat manusia, di mana alam material dan spiritual hidup berdampingan secara harmonis untuk mewujudkan cara hidup integral yang baru. Didirikan pada tahun 1968 oleh Mirra Alfassa (Sang Ibu), terinspirasi oleh filosofi Sri Aurobindo. .
Bayangkan pemandangan surealisnya: di atas dataran laterit merah, yang dipanggang oleh matahari, kerumunan orang yang dibawa ke sana dengan bus telah berkumpul. Mereka mencari tempat berteduh di bawah lingkaran kanvas lebar yang disiapkan untuk acara tersebut. Di tengah lingkaran, sebuah bukit kecil berbentuk kerucut ditutupi dengan batu; di bagian atasnya terdapat sebuah guci keramik berbentuk teratai. Para perwakilan, kebanyakan dari mereka masih muda, dari negara-negara di seluruh dunia menjatuhkan segenggam tanah negara mereka ke dalam guci itu, setelah mengulangi dalam bahasa masing-masing semacam formula yang dibacakan melalui pengeras suara... Ini terjadi pada 28 Februari 1968 sekitar sepuluh kilometer di sebelah utara Pondicherry. Para perwakilan datang dari 124 negara dan 23 negara bagian India. Suara dari pengeras suara adalah suara Mirra Alfassa, dikenal di India sebagai 'Sang Ibu'. Rumusannya adalah piagam dari sebuah kota baru yang didirikan di sana oleh Sang Ibu pada saat itu juga: Auroville, Kota Fajar - Suatu impian sedang terbentuk.
(1) Auroville bukanlah milik dari siapapun pada khususnya. Auroville adalah milik umat manusia secara keseluruhan. Tetapi, untuk tinggal di Auroville, seseorang harus menjadi abdi yang rela terhadap kesadaran ilahi.
(2) Auroville akan menjadi sarana pendidikan tanpa akhir, kemajuan yang konstan, dan sebuah masa muda yang tidak akan pernah menua.
(3) Auroville ingin menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Dengan memanfaatkan segala penemuan baik dari luar maupun dari dalam, Auroville akan meloncat dengan berani menuju realisasi di masa depan.
(4) Auroville akan menjadi wadah dari penelitian-penelitian material dan spiritual untuk wujud hidup dari satu kesatuan umat manusia yang nyata.
Ditulis oleh Sang Ibu pada 13 Juni 1970, salah satu dokumen dasar Auroville, di mana ia menjelaskan bagaimana hidup di dunia dan untuk ilahi sekaligus. Ide-ide ini adalah apa yang dipegang oleh setiap warga Auroville dalam hati mereka dan berusaha untuk mencapainya:
(1) Kebutuhan pertama adalah penemuan batin untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada di balik penampilan sosial, moral, budaya, ras, dan keturunan. Di pusatnya ada makhluk yang bebas, luas dan mengetahui, yang menunggu penemuan kita dan yang seharusnya menjadi pusat aktif dari keberadaan dan kehidupan kita di Auroville.
(2) Pemenuhan keinginan seseorang menghalangi jalan menuju penemuan batin, yang hanya dapat dicapai dalam kedamaian dan transparansi dari ketidaktertarikan yang sempurna. Seseorang tinggal di Auroville untuk bebas dari konvensi moral dan sosial; tetapi kebebasan ini tidak boleh menjadi perbudakan baru bagi ego, keinginan, dan ambisinya.
(3) Seorang warga Auroville seharusnya melepaskan rasa kepemilikan pribadi. Untuk perjalanan kita di dunia material, apa yang diperlukan bagi kehidupan dan tindakan kita akan disediakan sesuai dengan tempat yang harus kita tempati. Semakin kita secara sadar berhubungan dengan keberadaan batin kita, semakin tepat sarana yang diberikan kepada kita.
(4) Bekerja, bahkan kerja manual, adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan untuk penemuan batin. Jika seseorang tidak bekerja, jika ia tidak membawa kesadarannya ke dalam materi, maka materi itu tidak akan pernah berkembang. Membiarkan kesadaran mengorganisasikan sedikit materi melalui tubuh seseorang sangatlah baik. Menciptakan keteraturan di sekitar diri membantu membawa keteraturan dalam diri. Seseorang harus mengorganisasikan hidupnya bukan berdasarkan aturan luar dan buatan, tetapi berdasarkan kesadaran batin yang terorganisir, karena jika seseorang membiarkan hidup berjalan tanpa tunduk pada kendali kesadaran yang lebih tinggi, hidup menjadi berubah-ubah dan tidak bermakna. Ini berarti menyia-nyiakan waktu karena materi tetap tanpa pemanfaatan yang sadar.
(5) Seluruh bumi harus mempersiapkan diri untuk kedatangan spesies baru, dan Auroville ingin bekerja secara sadar untuk mempercepat kedatangan ini.
(6) Sedikit demi sedikit akan terungkap kepada kita seperti apa spesies baru ini, dan sementara itu, jalan terbaik adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Ilahi.
[Ketika ini akan diterbitkan pada akhir tahun 1971, Sang Ibu menambahkan:]
Satu-satunya kebebasan sejati adalah kebebasan yang diperoleh melalui persatuan dengan Ilahi. Seseorang hanya bisa bersatu dengan Ilahi dengan menguasai egonya.
'Matrimandir' adalah kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti 'rumah, atau kuil, dari Sang Ibu.' Dari luar, bangunan ini menyerupai bola emas yang sedikit pipih, seolah-olah muncul dari bumi. Bola ini, dengan diameter sekitar tiga puluh meter, bertumpu pada empat penyangga raksasa yang mewakili empat kekuatan aktif Sang Ibu di alam semesta: Maheshwari, Mahakali, Mahalakshmi, dan Mahasaraswati. Fitur terpenting di dalam bola ini adalah 'ruang' dengan diameter sekitar dua puluh meter dan dikelilingi oleh dua belas kolom bundar yang tampaknya menopang langit-langit tetapi tidak menyentuhnya. Ruang ini sepenuhnya putih, dan lantainya yang terbuat dari marmer dilapisi dengan karpet putih. Di tengah ruangan terdapat bola kristal berdiameter tujuh puluh sentimeter yang bertumpu pada alas berbentuk empat simbol emas Sri Aurobindo, yang diletakkan di tengah simbol Ibu di lantai. Siang dan malam, seberkas cahaya jatuh melalui bukaan di tengah langit-langit langsung ke bola kristal tersebut. Pada siang hari, sinar ini terdiri dari cahaya matahari yang dibiaskan oleh mekanisme yang mengikuti pergerakan matahari; pada malam hari, sinar ini dihasilkan dari energi matahari yang disimpan. Tidak ada apa pun lagi di dalam ruangan, dan semua suara dihindari.
Pada waktu Sri Aurobindo tiba di Pondicherry, hanya beberapa orang rekan tinggal bersamanya mula-mula sebagai anggota rumah-tangganya. Barulah pada tahun 1920, setibanya Mirra Alfassa, maka jumlah-jumlahnya mulai bertambah besar. Ketika Sri Aurobindo menarik diri dari hubungan dengan luaran pada tahun 1926 untuk memusatkan perhatiannya atas dijadikannya badan 'supramental', ia menyerahkan tanggungjawab atas penyelenggaraan dan pengaturan apa yang kemudian akan menjadi sebuah asrama, kepada Sang Ibu, yang menyelia kegiatan-kegiatannya sampai wafatnya pada tahun 1973. Dewasa ini anggotanya berjumlah kira-kira 2000 orang.
Para pengunjung Auroville sering bertanya: "Apakah kaitannya antara Auroville dan Asrama itu? Sementara Asrama dan Auroville keduanya secara fisik dan hukum terpisah, dan selama 25 tahun akhir-akhir ini telah berkembang dengan caranya sendiri-sendiri." Sang Ibu menerangkan: "Tugas memberikan suatu bentuk konkret bagi khayalan Sri Aurobindo telah dipercayakan kepadaku. Penciptaan sebuah dunia baru, kemanusiaan baru, masyarakat baru, yang mengungkapkan dan menjadi wadah kesadaran yang baru, merupakan pekerjaan yang diusahakan pelaksanaannya olehku. Dalam hakekat sifatnya, ciptaan itu merupakan cita-cita kolektif yang mengundang usaha kolektif pula untuk mewujudkannya berkenaan dengan penyempurnaan kemanusiaan secara integral. Asrama telah merupakan langkah pertama ke arah pemenuhan tujuan-akhir ini. Proyek Auroville merupakan langkah berikutnya, lebih bersifat bagian luaran, yang berusaha meluaskan landasan usaha ini untuk mencapai keserasian antara rohani dan jasmani, makna dan alam, langit dan bumi dalam kehidupan kolektif kemanusiaan."